Soto Tangkar, Makanan Khas Betawi sejak Zaman Penjajahan

Mengulik sejarah di balik kelezatan soto tangkar khas Betawi.

Sumber: Inanews on flickr

Soto tangkar merupakan salah satu hidangan khas Betawi. Nama tangkar diambil dari bahasa Betawi yang artinya tulang iga. Mungkin, banyak di antara Sobat Sukaria yang sudah tahu atau bahkan pernah mencicipi makanan khas Betawi ini, tapi tahukah kalian banyak fakta menarik seputar soto tangkar yang masih jarang diketahui oleh generasi saat ini? Mari kita simak pembahasan selengkapnya!

Soto tangkar dan soto betawi bisa dibilang mirip, karena pengolahannya yang sama-sama menggunakan santan. Meskipun begitu, terdapat perbedaan yang terletak pada warna kuahnya. Dimana kuah soto betawi berwarna putih, sedangkan kuah soto tangkar berwarna kuning kemerahan karena penggunaan kunyit dan ketumbar sebagai tambahan bumbu untuk menambah rasa dan aroma.

Selain penggunaan tangkar, banyak juga pedagang yang mencampur isian soto ini dengan potongan daging. Ada pula yang menambahkan kelapa sangrai, sehingga kuah soto menjadi lebih gurih dan kental.

Sumber: Ariyani Tedjo on Shutterstock

Soto tangkar sudah ada sejak zaman penjajahan. Terdapat ragam cerita mengenai soto tangkar yang beredar. Diceritakan bahwa kala itu, masyarakat Betawi di masa penjajahan Belanda hanya mampu untuk membeli bagian tangkar yang memiliki sedikit daging dengan harga yang lebih murah dari daging sapi sebagai santapan.

Selain itu, terdapat juga versi lain yang mengatakan bahwa para meneer atau tuan Belanda ketika mengadakan sebuah pesta, memasak makanan mewah yang dibuat dari daging sapi. Mereka memisahkan bagian tangkar atau iga, kepala, dan jeroan sapi untuk diberikan kepada para pekerja Indonesia. Bagian inilah, yang kemudian dimanfaatkan untuk diolah menjadi banyak sajian lezat dengan bumbu khas tradisional atau rempah-rempah, salah satunya yaitu soto tangkar.


Sumber: Dapur Airin on cookpad.com

Bukan hanya itu, soto tangkar yang merupakan kuliner khas Betawi ini, ternyata juga sudah mengalami percampuran budaya. Disebutkan bahwa pada dasarnya sajian ini merupakan serapan dari kebudayaan Tionghoa. Dengan mengalami beberapa penyesuaian, pada akhirnya menjadi kebudayaan Betawi. 

Bukan hanya Tionghoa, soto tangkar juga mengalami percampuran budaya India dan Arab yang masuk melalui penggunaan minyak samin dalam soto tangkar. Artinya pencampuran selera Betawi dan lokal, pengaruh Tionghoa, India, dan Arab menyatu padan dalam satu mangkok. 

Itulah beberapa fakta menarik kaitannya dengan soto tangkar, semoga dapat menjadi tambahan wawasan seputar kuliner khas betawi.

Bagaimana, sudah tertarik untuk mencicipi soto tangkar?

Penulis: Bayu Setiawan

Penyunting: Nadin Himaya

Similar Posts